Selasa, 31 Maret 2015

Profil Gennaro Gattuso

Gennaro Gattuso

Gennaro Ivan Gattuso (lahir di Corigliano Calabro, Italia, 9 Januari 1978; umur 37 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Italia. Ia berposisi sebagai gelandang. Saat ini Gattuso bermain untuk klub Swiss Sion. Ia akrab dipanggil Rino (Badak) dikarenakan kekuatan fisik yang dimilikinya.
Ia mengawali karier profesionalnya di Perugia, namun pindah ke Rangers di Skotlandia pada tahun 1997. Di sana, ia disenangi para pendukung Rangers karena teknik bermainnya yang sangat agresif. Gattuso menyebut pelatih Rangers saat itu, Walter Smith memberi pengaruh yang kuat baginya dan menganggapnya seperti 'ayah kedua'. Musim 98/99 Smith digantikan Dick Advocaat, dan Gattuso dijual ke Salernitana. Sepuluh bulan di Salernitana, Gattuso kemudian pindah ke AC Milan.
Sejak pindah ke Milan yang merupakan tim yang lebih mengutamakan operan bola, kemampuan Gattuso telah meningkat. Tahun 2000 ia dipanggil ke tim nasional sepak bola Italia. Sejak saat itu, ia telah memperkuat Italia lebih dari 40 kali, termasuk di Olimpiade Sydney 2000, Piala Dunia 2002 dan 2006, serta Piala Eropa 2004.
Gattuso dikenal sebagai pekerja keras di tengah lapangan dan seorang gelandang bertahan dengan kemampuan menjegal yang baik. Ia dan Andrea Pirlo merupakan dua pemain kunci Italia saat meraih gelar juar Piala Dunia FIFA 2006 dan Milan saat meraih berbagai gelar domestik dan eropa.

 

Deretan Pemain yang Pernah Berkostum Milan dan Barca

Rival di lapangan, tapi bersaudara di luar lapangan. Itulah gambaran singkat mengenai hubungan unik antara AC Milan dengan Barcelona. Kedua klub memang memiliki hubungan yang harmonis. AC Milan lebih banyak berbagi pemain dengan Barcelona dibandingkan klub-klub Eropa lain.
Setidaknya terdapat 15 orang pemain yang pernah mengenakan seragam AC Milan dan Barcelona, baik secara langsung maupun tidak langsung alias sempat membela klub lain terlebih dulu.
Semuanya diawali oleh bek asal Belanda, Michael Reiziger, yang meninggalkan AC Milan dan bergabung dengan Barcelona pada 1997 untuk mendapatkan tempat utama.
Reiziger bergabung bersama dengan Christophe Dugarry yang tersingkir dari AC Milan. Reiziger pun membuka jalan bagi dua kompatriotnya, Winston Bogarde dan Patrick Kluivert. Tak lama berselang, bek Italia, Francesco Coco, bergabung dengan Barcelona dari AC Milan dengan status pinjaman.
Pemain pertama yang hijrah ke arah sebaliknya, Barcelona ke AC Milan, adalah Rivaldo. Bintang asal Brasil itu hijrah pada 2002. Langkah Rivaldo kemudian diikuti Ronaldinho (2008), Gianluca Zambrotta (2008), dan Zlatan Ibrahimovic (2010).
Ada perpindahan secara langsung, ada pula yang diselingi kesempatan bermain untuk klub lain. Sebut saja Ronaldo (Inter Milan dan Real Madrid), Edgar Davids (Juventus), Demetrio Albertini (Atletico Madrid, Lazio, Atalanta), Mark van Bommel (Bayern Muenchen), dan Maxi Lopez (Mallorca, FC Moscow, Gremio, Catania). Pemain terakhir yang mengikuti perpindahan seperti ini adalah Bojan Krkic (AS Roma).

10 Transfer Pemain Termahal Dalam Sejarah Milan

10 Transfer (Masuk) Pemain
Termahal AC Milan Sepanjang
Masa
. AC Milan adalah merupakan Tim Tersukses Di Dunia, tapi tahukah anda
Andriano Galliani sangat jeli untuk memilih
para pemain yang tepat untuk menjadi
punggawa Rossonerri dan dibeli dengan
harga yang pantas pula. Memang Milan
pernah mengeluarkan dana yang besar untuk membeli pemain, tetapi hal tersebut
diiringi dengan prestasi yang sangat
membanggakan. Berikut ini 10 pemain AC
Milan dengan transfer masuk termahal
sepanjang sejarah.
.
10. Domenico Morfeo (£17,5 Juta) Morfeo lahir pada tanggal 16 Jan 1976
(Usia 36) di kota Pescina dei Marsi (AQ)
Italia, tinggi badan morfeo relatif mungkin
untuk ukuran orang eropa yaitu sekitar
170 cm dengan berat Badan: 67 Kg.
Tetapi kemampuan individu yang tinggi sebagai playmakerlah yang membuat
klub tersukses didunia AC Milan tertarik
untuk merekrutnya. Milan membeli Morfeo
seharga £17,5 Juta pada musim
1998/1999 dari Fiorentina.
.
9. Alexandre Rodrigues da Silva ‘Pato’ (£19,5 Juta) Setelah berhasil menjadi juara UEFA
Champion League Milan resmi
mengkonfirmasi penandatanganan Pato
pada 2 Agustus 2007 dengan nilai transfer
£19,5 Juta dari Internacional.
sehubungan dengan peraturan FIFA tentang anak-anak non-Uni Eropa
dibawah umur 18 tahun, Pato tidak bisa
bermain di pertandingan resmi untuk Milan
hingga 3 Januari 2008, saat jendela
transfer Italia dan pendaftaran dibuka
kembali. Namun Milan diizinkan untuk menyertakan dalam pertandingan
persahabatan dan pelatihan. Awal 3
September 2007, satu hari setelah berusia
18 tahun. Pato melakukan debut non-
kompetitif dalam pertandingan yang
berahir imbang 2-2 melawan Dynamo Kiev pada tanggal 7 September 2007 dan
mencetak gol melalui sundulan kepalanya.
Pada tanggal 4 Januari 2008, transfer
Pato ke Milan menjadi resmi. Pato
mencetak gol pertama Milan di Serie A
pada debut melawan Napoli dengan kemenangan 5-2 di kandang Milan, pada
tanggal 13 Januari 2008. Ia
menyelesaikan musim 2007-08 dengan 9
gol dalam 20 penampilan (18 di liga).
.
8. Clarence Seedorf (£20 Juta) Setelah dua tahun bersama Inter, Seedorf
dibeli oleh AC Milan pada tahun 2002
seharga (£20 Juta . Di musim pertamanya,
Seedorf langsung mempersembahkan
gelar Coppa Italia untuk pertama kalinya
bagi Milan dalam 26 tahun terakhir pada tahun 2003. Seedorf juga mendapatkan
gelar Liga Champions 2003, yang
membuatnya bisa meraih supermasi
tertinggi Eropa itu bersama 3 klub
berbeda.
.
7. Andriy Shevchenko (£20 Juta) Andriy Mykolayovych Shevchenko atau
yang lebih sering dikenal dengan nama
Andriy Shevchenko adalah seorang
pemain sepak bola profesional yang lahir
pada tanggal 29 September 1976 di
Dvirkivschyna, Ukraina. Pada tahun 1999, Shevchenko bergabung dengan Milan
dengan biaya transfer sebesar £20 Juta
dan telah menjadi salah seorang pemain
terpenting Milan. Sejak bergabung
dengan Milan, dia telah dua kali meraih
gelar Seri A, pada musim 1999-00, dan 2003-04. Selain itu, dia juga telah satu kali
mencicipi gelar Liga Champions UEFA
pada musim 2002-03. Pada Liga
Champions musim 2005-06 ia mencetak
sejarah sebagai pencetak gol terbanyak
sepanjang sejarah kompetisi klub Eropa. Ia merupakan pencetak gol terbanyak kedua
sepanjang sejarah bagi Milan di belakang
Gunnar Nordahl dengan 175 gol.
.
6. Zlatan Ibrahimovic (£21 Juta) Zlatan Ibrahimović (lahir di Malmö, Skåne
län, Swedia, 3 Oktober 1981; umur 31
tahun) adalah seorang pemain sepak bola
asal Swedia yang bermain sebagai
penyerang untuk Paris Saint-Germain di
Ligue 1. Ia bergabung ke A.C. Milan pada tahun 2010 sebagai pemain pinjaman dari
Barcelona. Milan kemudian membelinya
secara permanen dengan nilai transfer
£21 juta pada tahun 2011.
.
5. Alberto Gilardino (£22 Juta) Alberto Gilardino (lahir di Biella, 5 Juli 1982;
umur 30 tahun) adalah seorang pemain
sepak bola asal Italia yang membela klub
Bologna dengan status pinjaman dari
Genoa sejak musim 2012/13. Tinggi
badannya adalah 184 cm. Gilardino dibeli oleh Milan pada musim 2005/2006
dengan biaya £22 Juta.
Di musim pertamanya dia berhasil
mencetak 17 gol di liga domestik, tetapi
gagal mencetak gol di Liga Champions.
Pada musim 2006-2007, dia menjadi pencetak gol terbanyak Milan di Serie A,
dengan 12 gol.
Gilardino masuk dalam tim nasional Italia
dan bertanding di Piala Dunia 2006. Dia
berhasil mencetak golnya saat melawan
Amerika. Dia bahkan menjadi kapten tim Italia pada tanggal 17 Oktober 2007,
ketika pada pertandingan melawan Afriksa
Selatan tersebut kapten saat itu, Daniele
De Rossi, digantikan oleh pemain lain.
.
4. Ronaldinho Gaúcho (£22 Juta) Ronaldo de Assis Moreira yang lebih
dikenal dengan sebutan Ronaldinho lahir
pada tanggal 21 Maret 1980 di Porto
Alegre, Brasil. Pemain berkebangsaan
Brasil ini menempati posisi sebagai
gelandang serang. Ronaldinho adalah bahasa Portugis untuk
Ronaldo Kecil. Dia dikenal dikenal di Brasil
dengan sebutan Gaucho, untuk
membedakannya dengan Ronaldo, yang
sudah dipanggil dengan Ronaldinho di
Brasil. Ronaldo akhirnya lebih memakai nama Ronaldo di Eropa, yang membuat
Ronaldinho tidak perlu memakai Gaucho
dan tetap Ronaldinho saja.
Kemampuan bermain bola Ronaldinho
mulai terlihat sejak kecil, dan dia diberi
julukan Ronaldinho karena dia seringkali menjadi pemain termuda dan terkecil di
pertandingan antar tim muda.
Kemampuannya pertama kali menarik
media, ketika dia mencetak semua 23 gol
dalam kemenangan 23-0 melawan tim
lokalnya. Dia dianggap sebagai calon bintang setelah bersinar di ajang
Kejuaraan Dunia U-17 1997 di Mesir, di
mana dia berhasil mencetak 2 gol.
Pada musim 2008/2009 Ronaldinho
menolak tawaran 25,5 juta poundsterling
dari Manchester City untuk bergabung dengan Milan, yang membelinya seharga
£22 Juta. Karena kostum nomor 10 telah
dipakai Clarence Seedorf, dia akhirnya
memilih nomor 80 sebagai lambang dari
tahun kelahirannya. Ronaldinho mencetak
gol pertamanya bersama Milan saat derby melawan Inter pada tanggal 28
September 2008.
.
3. Alessandro Nesta (£27 Juta) Alessandro Nesta, lahir di Roma 19 Maret
1976, dianggap sebagai salah satu bek
terbaik dunia, dengan empat kali masuk
dalam skuad Tim Terbaik Eropa pilihan
UEFA.
Nesta dibesarkan di area Cinecitta di kota Roma, mengenal sepak bola kali pertama
saat bersekolah di sekolah Margherita
Bosco. Karirnya dimulai saat ia masuk klub
sepak bola lokal mengikuti jejak kakaknya,
Fernando.
Tahun 1993 Nesta dipromosikan masuk skuad senior Lazio. Bersama Lazio ia
memenangkan Coppa Italia edisi 1998,
Piala Winners UEFA dan Piala Super
Eropa setahun berikutnya. Sukses tersebut
berlanjut saat Lazio memenangkan
scudetto dan Coppa Italia di musim 1999-2000, juga dua gelar Piala Super
Italia.
Sebelum masuk musim 2002-2003 krisis
finasial menerpa Biancoceleste,
menyebabkan mereka harus menjual
Nesta ke AC Milan dengan nilai transfer sebesar £27 Juta yang dibayarkan selama
3 tahun. Di musim pertama bersama
Rossoneri, Nesta membawa klub meraih
gelar Liga Champions 2002-2003 dan
juga Coppa Italia. Di musim berikutnya
Milan dibantunya meraih scudetto dan Piala Super Eropa.
Meski jarang turun sepanjang musim
2006-2007 akhibat cedera bahu, Nesta
menjadi bagian penting dari sukses Milan
mencapai final Liga Champions di mana
mereka mengalahkan Liverpool 2-1. Di musim ini juga Rossoneri kembali meraih
Piala Super Eropa.
.
2. Filippo Inzaghi (£32,5 Juta) Filippo Pippo Inzaghi lahir pada tanggal 9
Agustus 1973 di Piacenza, Italia. Pemain
berkebangsaan Italia ini menempati posisi
sebagi seorang striker.
Inzaghi mulai bermain bersama Piacenza
Calcio pada saat masih remaja di tahun 1991. Tetapi hanya tampil 2 kali sebelum
dipinjamkan ke klub Serie C1, Leffe, di
mana dia berhasil mencetak 13 gol dalam
21 pertandingan. Pada tahun 1993, dia
pindah ke klub Serie B Verona dan
mencetak 13 gol dalam 36 kali penampilannya. Kemudian dia kembali ke
Piacenza dan berhasil mencetak 15 gol
dalam 37 penampilannya.
Pada musim 2001-2002, dia dibeli direkrut
oleh pelatih Milan Fatih Terim dari
Juventus, tetapi langsung cedera dan kehilangan kesempatan bermain pada
setengah musim pertamanya.
Sekembalinya dari cedera, dia berhasil
menciptakan duet maut bersama Andriy
Shevchenko. Golnya yang ke 300 dalam
karirnya terjadi saat melawan Siena di tahun 2009.
.
1. Rui Costa (£37,5 Juta) Rui Manuel César Costa, biasanya disebut
Rui Costa (lahir 29 Maret 1972 di Lisboa),
adalah seorang pemain sepak bola asal
Portugal. Ia adalah salah seorang pemain
Portugal yang berasal dari ‘Generasi
Emas’, bersama dengan pemain lain seperti Luis Figo. Sebelum memperkuat
Milan, Rui Costa pernah memperkuat
Benfica dari tahun 1991 hingga 1994, AC
Fiorentina (1994-2001). Rui Costa
merupakan pembelian termahal
sepanjang sejarah Milan, dia ditransfer dari Fiorentina pada musim 2001/2002 dengan
harga £37,5 Juta. Pada tahun 2006 dia
memutuskan untuk kembali ke klub
lamanya Benfica sampai akhirnya
memutuskan untuk gantung sepatu.

Senin, 30 Maret 2015

Para peraih Ballon D'Or ketika berseragam Merah-Hitam

6 Pemain AC Milan Yang Pernah Meraih Ballon D’Or

6. Ricardo Kaka’ 2007
Ricardo Izecson dos Santos Leite (lahir di Brasília, 22 April 1982; umur 29 tahun), lebih dikenal dengan nama Kaká, adalah seorang pemain sepak bola asal Brasil yang kini membela klub Real Madrid (bergabung tahun 2009; sebelumnya pada 2003-2009 di A.C. Milan). Kaká umumnya bermain di posisi gelandang serang ataupun penyerang. Ia dikenal mempunyai dribble yang sangat baik serta umpan-umpan yang akurat. Tinggi badannya ialah 186 cm.


5. Andriy Shevchenko 2004
Pada tahun 1999, Shevchenko bergabung dengan Milan dengan biaya transfer sebesar $26 juta dan telah menjadi salah seorang pemain terpenting Milan. Sejak bergabung dengan Milan, dia telah dua kali meraih gelar Seri A, pada musim 1999-00, dan 2003-04. Selain itu, dia juga telah satu kali mencicipi gelar Liga Champions UEFA pada musim 2002-03. Pada Liga Champions musim 2005-06 ia mencetak sejarah sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah kompetisi klub Eropa. Ia merupakan pencetak gol terbanyak kedua sepanjang sejarah bagi Milan di belakang Gunnar Nordahl dengan 175 gol.


4. George Weah 1995
George Manneh Oppong Ousman Weah (lahir di Monrovia, 1 Oktober 1966; umur 45 tahun) adalah seorang politikus dan mantan pemain sepak bola Liberia. Pada tahun 1995, ia meraih penghargaanPemain Terbaik FIFA, sehingga merupakan orang Afrika pertama yang meraih gelar tersebut, Pemain Terbaik Eropa, serta Pemain Terbaik Afrika. Ia sering dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola Afrika terbaik sepanjang masa. Sepanjang kariernya, ia telah bermain di beberapa klub di Eropa, termasukMonaco, Paris Saint Germain, dan AC Milan. Meskipun sukses di klub, ia belum pernah mencicipi ajang Piala Dunia FIFA bersama dengan tim nasional sepak bola Liberia.


3. Marco Van Basten 1988,1989,1992
Marcell “Marco” van Basten (lahir di Utrecht, Belanda, 31 Oktober 1964; umur 47 tahun) adalah seorang mantan pemain sepak bola berkebangsaan Belanda. Ia adalah mantan pelatih tim sepak bola Belanda dan mantan pelatih Ajax Amsterdam. Sebelumnya, semasa masih menjadi pemain ia bermain untuk tim Ajax Amsterdam dan A.C. Milan di tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an. Ia dikenal sebagai salah satu penyerang depan yang handal di sepanjang sejarah dan mencetak sebanyak 276 gol dalam kariernya. Dikenal atas kekuatannya dalam penguasaan bola, kemampuan taktis serta tendangan keras dan volinya yang spektakuler, van Basten meraih penghargaan Pemain Sepak bola Terbaik Eropa sebanyak tiga kali (tahun 1988, 1989 dan 1992) juga Pemain Terbaik Dunia FIFA di tahun 1992. Kariernya sangat singkat, pada umur 29 tahun, ia sudah pensiun karena cederanya yang parah dan kambuhan. Bahkan, pada penghormatan terakhirnya di San Siro, membuat pelatih Milan saat itu, Fabio Capello menangis.


2. Ruud Gullit 1987
Ruud Gullit (lahir di Amsterdam, Belanda, 1 September 1962; umur 49 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Belanda. Ia bersama dengan Marco van Basten dan Frank Rijkaard merupakan bagian dari timnas sepak bola Belanda yang memenangkan Piala Eropa pada tahun 1988.

1. Rivera 1969 
Giovanni (“Gianni”) Rivera (lahir di Alessandria, Italia, 18 Agustus 1943; umur 68 tahun) merupakan mantan pemain sepak bola Italia yang memenangkan Pemain Terbaik Eropa pada tahun 1969. Dia sekarang berkarier sebagai politikus. Dia dipanggil golden boy dalam sepak bola Italia.


FORZA MILAN

 

Profil Filippo Inzaghi

Filippo Inzaghi

Filippo "Pippo" Inzaghi Cavaliere Ufficiale OMRI (lahir di Piacenza, 9 Agustus 1973; umur 41 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Italia yang berposisi sebagai penyerang. Julukannya adalah Pippo atau Superpippo. Saat ini ia sudah pensiun dan menjadi pelatih di salah satu tim junior A.C. Milanuuunior.C. Milan yunior, kemudian ia ditunjuk menjadi pelatih tim senior AC Milan menggantikan Clarence Seed. Ia adalah pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah kompetisi Eropa (70 gol), sebelum rekornya disamai oleh Raúl González.[2]
Ia juga adalah pencetak gol terbanyak untuk A.C. Milan di kompetisi internasional dengan 43 gol, dan pemain yang paling sering mencetak Hattrick di pentas Serie A (10) dan di Liga Champions (3 - sama dengan Michael Owen)
Inzaghi juga satu-satunya penyerang yang bisa mencetak gol di semua kompetisi yang diikuti oleh klub dari eropa, setelah dua gol yang ia sarangkan ke gawang Boca Juniors pada final Piala Dunia Antarklub tahun 2007.
Adiknya, Simone Inzaghi, juga adalah seorang pemain sepak bola profesional.

Karier Klub

Kariernya dimulai di klub kota kelahirannya Piacenza pada tahun 1991. Namun ia hanya bermain di dua pertandingan. Pada musim berikutnya ia dipinjamkan ke Leffe yang bermain di Serie C1, dimana ia mencetak 13 gol dari 21 penampilan. Pada tahun 1993 ia kembali dipinjamkan ke klub Verona, dan membukukan 13 gol dari 36 penampilan. Setelah tampil meyakinkan di Verona, musim berikutnya ia kembali ke Piacenza dan membantu klubnya promosi ke Serie A dengan 15 gol dari 37 penampilan.
Karena dianggap berprospek cerah, tahun 1995 ia dibeli oleh Parma. Namun pada musim ini, ia hanya mencetak 2 gol dari 15 pertandingan di Serie A dimana salah satu gol nya ia cetak ke gawang bekas klubnya, Piacenza, yang membuatnya menangis. Ia juga mencetak 2 gol di Piala Winners.
Musim berikutnya ia dipinjamkan ke Atalanta dan di sinilah kariernya bersinar, Inzaghi menjadi Capocannoniere (gelar top skorer di italia) Serie A dengan 24 gol dalam 33 penampilan. Ia pun berhasil mencetak gol ke semua gawang lawannya dan pada musim itu pula ia mendapat penghargaan Serie A Young Footballer of the Year. Berkat jasanya, pada pertandingan terakhir Atalanta di musim tersebut ia ditunjuk sebagai kapten.

Juventus

Setelah musim yang hebat bersama Atalanta, dia kembali dan menyadari bahwa tidak ada tempat untuknya di Parma. Ia pun menuju klub keenamnya dalam tujuh tahun terakhir, Juventus yang membelinya seharga 23 milliar Lira.[3] Disini ia memiliki tandem hebat, Alessandro Del Piero yang membuat duet mereka dijuluki Del-Pippo dan Zinedine Zidane berada di belakang mereka. Di musim ini, ia mencetak 18 gol dari 31 pertandingan di liga dan menjadi penentu Scudetto Juventus lewat hattrick nya ke gawang Bologna. Sayangnya, di final Liga Champions mereka harus menyerah 0-1 dari Real Madrid. Selama di Juventus, Inzaghi menjadi pemain pertama yang mencetak 2 Hattrick di Liga Champions ke gawang Dinamo Kiev dan Hamburg SV.

Milan

Setelah 4 musim bersama Juventus dengan torehan 89 gol dari 165 partai, inzaghi tersingkir oleh David Trézéguet. Lalu pelatih Milan, Fatih Terim menyelamatkan kariernya dengan membelinya dengan transfer sebesar 70 milliar Lira (45 juta Euro) plus Christian Zenoni pada bursa transfer musim 2001/2002.[4] (Sky Sports reported a smaller total figure, £17M[5] Pihak manajemen Juventus mengumumkan penjualan inzaghi memberikan profit €31 Juta bagi mereka.[6] Namun pada musim tersebut, inzaghi cedera dan absen hampir setengah musim. Hanya 10 gol yang ia cetak, dan Milan tersingkir di Piala UEFA.
Musim 2002-2003 adalah musim yang baik untuk Super Pippo, selain karena Milan menjuarai Liga Champions dan Piala Italia, ia juga menorehkan rekor dengan menjadi pemain pertama yang mencetak 3 kali hattrick di Liga Champions. Terasa lebih spesial lagi karena Inzaghi mengalahkan bekas klubnya, Juventus, di partai final. Ia dan tandemnya, Andriy Shevchenko adalah duet yang disegani. Inzaghi sendiri mencetak 30 gol di semua kompetisi musim tersebut.
Dua musim setelahnya, Inzaghi lebih banyak berkutat dengan cedera. Namun ketika pulih, ia tak butuh waktu lama untuk kembali mencetak gol. Di Serie A ia berhasil menjaringkan bola 12 kali dalam 23 pertandingan, dan 4 gol dalam lima partainya di Liga Champions.
Tahun berikutnya, Inzaghi ikut berperan mengantar Milan menjuarai Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1. ia mencetak 2 gol, dan setelah pertandingan ia berkata:
"Saya bermimpi mencetak dua gol pada final, dan dua gol yang saya cetak kemarin malam adalah hal yang paling penting dalam hidup saya. Ini adalah pertandingan yang tidak akan terlupakan. (pertandingan) Ini adalah sesuatu yang akan ada selama hidup saya dan dua gol di final ini berbicara dengan sendirinya."
kemenangan ini sekaligus membalas kekalahan Milan pada musim 2004-2005, dimana Liverpool menjadi juara melalui adu penalti setelah 90 menit skor sama kuat 3-3. Pada final di Stadion Olimpiade Atatürk di Istanbul itu Inzaghi tidak bermain karena cedera.
Karena menjuarai Liga Champions, Milan berhak tampil di ajang Piala Super Eropa musim berikutnya, dan Inzaghi mencetak gol yang menyamakan kedudukan ketika menghadapi Sevilla, dan akhirnya unggul dengan skor akhir 3-1. Inzaghi pun menutup tahun 2007 dengan dua gol nya ke gawang Boca Juniors pada final Piala Dunia Antarklub, Milan menang 4-2 sekaligus membalas kekalahan pada tahun 2003. Setelah itu, ia yang tadinya kehilangan naluri mencetak golnya karena cedera mulai menemukan bentuk permainannya. Dalam 15 partai terakhir Serie A, ia mencetak 11 gol. Walaupun tampil baik, itu belum cukup meyakinkan pelatih Italia Roberto Donadoni untuk memanggilnya ke EURO 2008.
Pada 8 Maret 2009, Inzaghi kembali mencetak hattrick ketika menghadapi Torino, yang membuatnya menjadi pemain sepakbola yang paling sering mencetak hattrick di Serie A selama 25 tahun terakhir (10 kali). Ia berada di atas Giuseppe Signori (9), Hernán Crespo (8), Roberto Baggio, Marco van Basten, Gabriel Batistuta, Abel Balbo, Vincenzo Montella (7), and David Trézéguet (6). Inzaghi membukukan satu Hattrick untuk Atalanta, empat untuk Juventus, dan lima untuk Milan. Pada musim ini juga ia mencetak gol nya yang ke 300 di Serie A musim itu ke gawang Siena.
Musim 2010-2011, ketika membela milan menghadapi Palermo ia mengalami cedera serius dan mengharuskannya absen hingga akhir musim. Walaupun cedera tersebut dapat mengakhiri kariernya karena usianya pun sudah tidak muda lagi untuk ukuran pesepakbola, Pippo masih optimis dapat kembali merumput.

Karier Internasional

Inzaghi pertama kali membela Italia pada tanggal 8 Juni 1997 menghadapi Brazil. Dia masuk dalam skuat Italia pada Piala Dunia 1998, EURO 2000, Piala Dunia 2002, dan Piala Dunia 2006. Inzaghi adalah top skorer Italia pada kualifikasi Piala Dunia 2002 dan EURO 2004, namun pada EURO 2004 ia mengalami cedera sehingga tidak dipanggil.
Walaupun cedera nya sering kambuh pada tahun 2003 sampai dengan 2005, pada Piala Dunia 2006 pelatih Italia Marcello Lippi membawanya ke dalam skuat. Dengan berisikan striker hebat seperti Alessandro Del Piero, Francesco Totti and Luca Toni, Inzaghi hanya tampil sekali dalam Piala Dunia ini menggantikan Alberto Gilardino pada pertandingan menghadapi Republik Ceska, dan berhasil mencetak satu-satunya gol yang ia lesakkan di turnamen ini.
Inzaghi juga adalah pencetak gol terbanyak ke enam untuk Italia dengan 25 gol nya. Ia sejajar dengan Adolfo Baloncieri dan Alessandro Altobelli.
Inzaghi dikenal sebagai pemain yang sering Offside (sepak bola) serta sering dikritik karena sering melakukan diving untuk mendapatkan tendangan bebas atau penalti. Sir Alex Ferguson pernah berujar, "Orang itu pasti terlahir dalam posisi offside." Terlepas dari kontroversi yang ada, Inzaghi ada tipe striker yang gigih mencari peluang dan selalu tampil hebat di laga-laga penting. [7]

Karier Kepelatihan

Setelah Serie-A 2011-2012 berakhir, AC milan menganggkat Filippo Inzaghi sebagai pelatih AC Milan U-17 atau yang biasa disebut dengan Allievi Nazionali dengan durasi kontrak hingga 2016. Pengangkatan Inzaghi ini diresmikan pada tanggal 24 Juli 2012. Musim 2012 - 2013 Inzaghi naik jabatan yang awalnya melatih AC Milan Allievi Nazionali, di tahun ini Inzaghi mendapat kursi pelatih AC Milan Primavera. Tak butuh waktu lama bagi Inzaghi untuk naik pangkat, Juni 2014, Inzaghi meninggalkan posisinya sebagai pelatih Primavera AC milan untuk menjadi pelatih utama AC Milan. Debut Inzaghi melatih tim senior AC Milan saat laga persahabatan pra-musim saat melawan Renate. Pada pertandingan ini Milan berhasil menang dengan skor 2 - 0.

Gelar

Klub

Piacenza
Juventus
Milan

Negara

Italia

Individual

Penghargaan

Cavaliere OMRI BAR.svg
5th Class / Knight: Cavaliere Ordine al Merito della Repubblica Italiana:

Statistik Karier

Klub

Per 10 October 2010.[8][9]
Tim Musim Liga
Domestik
Piala
Domestik
Kompetisi
Eropa1
Kompetisi
Lainnya2
Total
Apps Goals Apps Goals Apps Goals Apps Goals Apps Goals
Piacenza 1991–92 2 0 1 0 - - - - 3 0
Leffe 1992–93 21 13 - - - - - - 21 13
Verona 1993–94 36 13 1 1 - - - - 37 14
Piacenza 1994–95 37 15 4 2 - - - - 41 17
Parma 1995–96 15 2 1 0 6 2 - - 22 4
Atalanta 1996–97 33 24 1 1 - - - - 34 25
Juventus 1997–98 31 23 4 3 10 9 1 2 46 44
1998–99 303 143 1 2 10 11 1 11 42 40
1999–00 33 15 2 1 8 10 - - 43 27
2000–01 28 11 - - 6 5 - - 54 33
Juve total 122 58 7 2 34 27 2 2 165 144
Milan 2001–02 20 10 1 2 7 4 - - 28 16
2002–03 30 17 3 1 16 12 - - 49 30
2003–04 14 3 3 2 9 2 2 0 28 7
2004–05 11 0 2 0 2 1 - - 15 1
2005–06 23 12 2 1 6 4 - - 31 17
2006–07 20 2 5 3 12 6 - - 37 11
2007–08 21 11 - - 6 5 2 2 29 18
2008–09 26 13 - - 6 3 - - 32 16
2009–10 24 2 2 1 7 2 - - 33 5
2010–11 5 2 0 0 3 2 - - 8 4
Milan total 194 72 18 10 74 41 4 2 290 125
Total Karier 457 197 33 16 112 70 6 4 608 288
1Kompetisi Eropa termasuk Piala Winners, Liga Champions, Liga UEFA / Piala UEFA, dan Piala Super Eropa
2Turnamen Lainnya termasuk juga Piala Super Italia, Piala Interkontinental and Piala Dunia Antarklub
3Jumlah termasuk 2 penampilan dan 1 gol dalam pertandingan playoff untuk kualifikasi Piala UEFA[10]

Tim Nasional

[11]
Italia
Tahun Tampil Gol
1997 3 0
1998 6 3
1999 8 3
2000 11 5
2001 8 4
2002 8 0
2003 4 6
2004 0 0
2005 0 0
2006 5 2
2007 4 2
Total 57 25

Gol Internasional

Penulisan skor Italia di depan.[12]
# Tanggal Tempat Lawan Skor Hasil Kompetisi
1, 2 18 Oktober 1998 Salerno, Italia  Spanyol 2 – 2 Seri Pertandingan Persahabatan
3 16 Desember 1998 Roma, Italia Bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa Bintang Dunia 6 – 2 Menang Pertandingan Persahabatan[13]
4 27 Maret 1999 Kopenhagen, Denmark  Denmark 2 – 1 Menang Kualifikasi EURO 2000
5 31 Maret 1999 Ancona, Italia  Belarus 1 – 1 Seri Kualifikasi EURO 2000
6 5 Juni 1999 Bologna, Italia  Wales 4 – 0 Menang Kualifikasi EURO 2000
7 11 Juni 2000 Arnhem, Belanda  Turki 2 – 1 Menang EURO 2000
8 24 Juni 2000 Brussels, Belgia  Rumania 2 – 0 Menang EURO 2000
9, 10 3 September 2000 Budapest, Hungaria  Hongaria 2 – 2 Seri Kualifikasi Piala Dunia 2002
11 7 Oktober 2000 Milan, Italia  Rumania 3 – 0 Menang Kualifikasi Piala Dunia 2002
12, 13 24 Maret 2001 Bukares, Rumania  Rumania 2 – 0 Menang Kualifikasi Piala Dunia 2002
14, 15 28 Maret 2001 Trieste, Italia  Lituania 4 – 0 Menang Kualifikasi Piala Dunia 2002
16, 17, 18 6 September 2003 Milan, Italia  Wales 4 – 0 Menang Kualifikasi EURO 2004
19 10 September 2003 Belgrade, Serbia  Serbia dan Montenegro 1 – 1 Seri Kualifikasi EURO 2004
20, 21 11 Oktober 2003 Reggio Calabria, Italia  Azerbaijan 4 – 0 Menang Kualifikasi EURO 2004
22 22 Juni 2006 Hamburg, Jerman  Ceko 2 – 0 Menang Piala Dunia 2006
23 2 September 2006 Naples, Italia  Lituania 1 – 1 Seri Kualifikasi EURO 2008
24, 25 2 Juni 2007 Tórshavn, Kep. Faroe  Kepulauan Faroe 2 – 1 Menang Kualifikasi EURO 2008

 

Profil Clarence Seedorf

Clarence Seedorf

 

Clarence Clyde Seedorf (lahir di Paramaribo, Suriname, 1 April 1976; umur 38 tahun) adalah mantan pemain sepak bola berkewarganegaraan Belanda yang berposisi sebagai pemain tengah, saat ini ia menjabat sebagai manajer A.C. Milan.
Seedorf adalah pemain pertama yang mampu meraih empat gelar juara Liga Champions UEFA dengan tiga klub berbeda – Ajax pada musim 1994–95, Real Madrid pada musim 1997–98, dan Milan pada musim 2002–03 dan 2006–07.

Karier manajerial

Seedorf ditunjuk sebagai pelatih kepala baru dari A.C. Milan pada 16 Januari 2014. Pada 19 Januari 2014, Seedorf memulai pertandingan pertamanya sebagai pelatih kepala ketika A.C. Milan bertanding melawan Hellas Verona skor akhir 1-0 untuk kemenangan timnya, dengan Mario Balotelli sebagai pencetak gol kemenangan dari tembakan penalti pada menit ke-82.

Sabtu, 28 Maret 2015

Profil Alessandro Nesta

Alessandro Nesta

 

Alessandro Nesta, Ufficiale OMRI[1][2] (lahir di Roma, Italia, 19 Maret 1976; umur 39 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Italia yang bermain untuk Montreal Impact.
Ia mengawali karier profesionalnya di klub Lazio. Dia turut membantu Lazio meraih Piala Winners pada tahun 1999. Ia memiliki tinggi tubuh 187 cm dan berposisi sebagai bek tengah dan bergabung dengan Milan pada tahun 2002. Nesta termasuk andalan dalam tim nasional Italia untuk membantu sektor pertahanan. Ia mengawali debut bersama Lazio pada tanggal 13 Maret1994 melawan Udinese dengan skor akhir 2-2. Di AC Milan dia meraih 1 juara liga Italia Serie A, 2 Piala/Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Italia, 1 League Supercup. Dia masuk dalam timnas di piala dunia 2006 di Jerman. Pada pertandingan melawan Ceko, dia cedera. Walaupun tidak ikut bermain di final Piala Dunia, Italia berhasil keluar menjadi juara yang ditentukan oleh adu penalti. Nesta juga telah pensiun dari tim nasional Italia.