Tak selamanya tim sepakbola yang diunggulkan akan
menjadi juara pada akhirnya, sepakbola bukanlah hitung-hitungan di atas kertas,
apapun bisa terjadi dalam kurun waktu 90 menit di atas rumput hijau, berikut
adalah dongeng-dongeng terbesar dalam sejarah sepakbola, cekidot!
1.
Leicester City (Juara Liga Inggris 2015-2016)
Pada awal musim liga premier inggris 2015-2016, nama
Leicester mungkin menjadi salah satu yang di favoritkan bakal terdegradasi ke
divisi championship, bagaimana tidak, pada musim awal mereka kembali ke kasta
tertinggi inggris yaitu pada musim 2014-2015, mereka hampir terjerumus ke
divisi championship, walau akhirnya dengan susah payah mereka mampu finish di
posisi 14 pada akhir musim, pada awal musim 2015-2016, Claudio Ranieri ditunjuk
menjadi arsitek The Foxes, dengan asumsi sang pemilik ingin melihat Leicester
yang lebih baik, namun mereka juga telah siap jika harus terdegradasi, namun tercatat
hingga pekan ke-12 mereka menempati posisi ke-3 dibawah Manchester City dan
Arsenal, dan pada pekan ke-13 setelah memenangkan pertandingan atas Newcastle
United dengan skor 3-0, mereka berhasil merebut puncak klasemen dari tangan
Manchester City dan tak tergeser dari puncak hingga pekan terakhir, mereka pun
tampil sebagai juara dengan hanya menelan 3 kekalahan dan memenangkan 23
pertandingan lainnya, fakta menarik lainnya adalah bahwa satu orang pemain termahal
Manchester City (Kevin de Bruyne) lebih mahal dari seluruh skuad Leicester City
saat ini, harga Kevin de Bruyne mencapai 77 juta euro, yang membuktikan uang
tak selamanya menjadi jaminan dalam membawa gelar juara.
2.
Yunani (Juara Piala Eropa 2004)
Sebelum Piala Eropa 2004 dimulai,
tak seorangpun yang memprediksi Yunani bakal menjadi juara, namun fakta
berbicara lain, usai kemenangan meyakinkan di laga pembuka saat melawan tim
tuan rumah Portugal, langkah Yunani tak terbendung lagi, tim kuat lain, Prancis
dan Republik Ceko dibabat hingga Yunani lolos melaju ke final dan kembali
berjumpa Portugal,
Angelos
Charisteas menjadi
pahlawan bagi tim Seribu Dewa di laga final berkat gol tunggalnya ke gawang
Portugal sekaligus membawa tim Yunani meraih gelar internasional pertamanya,
Juara Piala Eropa 2004, selain Charisteas, pemain lain yang berkontribusi besar
bagi Yunani adalah midfielder Theodoros
Zagorakis yang akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang
turnamen tersebut.
3.
HSC Montpellier (Juara Liga Prancis 2011-2012)
Media-media dunia menjuluki
kesuksesan Montpellier menjuara
Ligue 1 Prancis 2011-2012 sebagai sebuah dongeng dalam mimpi, tim antah
berantah di Prancis seperti Montpellier justru bisa menjuarai kompetisi
tertinggi di Prancis dengan menyingkirkan tim-tim langganan juara seperti Lyon,
PSG, Marseille, Lille atau Bordeaux.
Sebelum turnamen berlangsung,
Montpellier termasuk salah satu tim yang di ‘favoritkan’ bakal terdegradasi, namun
mereka mampu memutar balikkan prediksi buruk tersebut, hanya dengan bermodal
tiga pemain kunci, yaitu penyerang Olivier
Giroud, winger Youness Belhanda
serta kapten Mapou Yanga-Mbiwa,
Montpellier tampil sangat konsisten dan bahkan bisa menjuarai kompetisi Ligue 1
serta memastikan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya.
4.
Denmark (Juara Piala Eropa 1992)
Pada awalnya, Denmark sebenarnya
gagal lolos ke putaran final Piala Eropa 1992, namun Denmark berhak mengikuti
Piala Eropa 1992 dengan berstatus sebagai tim pengganti Yugoslavia yang
dilarang ikut berpatisipasi karena adanya perang saudara.
Denmark hanya memiliki waktu dua
minggu saja untuk mempersiapkan tim nasional mereka, namun di akhir kompetisi
Denmark justru berhasil menjadi juara setelah mengalahkan tim kuat Jerman
dengan skor 2-0, sontak tim Dynamite ini mengejutkan seluruh dunia karena
Denmark yang gagal di babak kualifikasi justru berhasil menjadi juara di
kompetisi yang sesungguhnya dengan persiapan yang super minim.
5.
Kaiserslautern (Juara Liga Jerman 1997-1998)
Kaiserslautern datang sebagai tim
promosi di musim 1997-1998, di partai pembuka, mereka harus meladeni juara
bertahan Bayern Munchen di kandang Bayern (dulu olympia stadion), Kaiserslautern
di pekan keempat sudah memuncaki klasemen Bundesliga 1,
Bintang Kaiserslautern saat itu
diantaranya, Olaf Marschall yang
jadi runner up-top skorer musim itu dibawah Ulf Kirsten, ada juga Ciriazo Sforza yang baru dibeli dari
Inter Milan, ada juga pemain veteran Andreas
Brehme, Otto Rehaggel menjadi pelatih yang juga sebagai pelatih Yunani
di EURO 2004, Kaiserslautern juga menjadi klub awal calon bintang Jerman, Michael Ballack dan Miroslav Klose.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar