Kamis, 19 Mei 2016

Dongeng-Dongeng Terbesar Dalam Sejarah Sepakbola



Tak selamanya tim sepakbola yang diunggulkan akan menjadi juara pada akhirnya, sepakbola bukanlah hitung-hitungan di atas kertas, apapun bisa terjadi dalam kurun waktu 90 menit di atas rumput hijau, berikut adalah dongeng-dongeng terbesar dalam sejarah sepakbola, cekidot!

1. Leicester City (Juara Liga Inggris 2015-2016)


 Pada awal musim liga premier inggris 2015-2016, nama Leicester mungkin menjadi salah satu yang di favoritkan bakal terdegradasi ke divisi championship, bagaimana tidak, pada musim awal mereka kembali ke kasta tertinggi inggris yaitu pada musim 2014-2015, mereka hampir terjerumus ke divisi championship, walau akhirnya dengan susah payah mereka mampu finish di posisi 14 pada akhir musim, pada awal musim 2015-2016, Claudio Ranieri ditunjuk menjadi arsitek The Foxes, dengan asumsi sang pemilik ingin melihat Leicester yang lebih baik, namun mereka juga telah siap jika harus terdegradasi, namun tercatat hingga pekan ke-12 mereka menempati posisi ke-3 dibawah Manchester City dan Arsenal, dan pada pekan ke-13 setelah memenangkan pertandingan atas Newcastle United dengan skor 3-0, mereka berhasil merebut puncak klasemen dari tangan Manchester City dan tak tergeser dari puncak hingga pekan terakhir, mereka pun tampil sebagai juara dengan hanya menelan 3 kekalahan dan memenangkan 23 pertandingan lainnya, fakta menarik lainnya adalah bahwa satu orang pemain termahal Manchester City (Kevin de Bruyne) lebih mahal dari seluruh skuad Leicester City saat ini, harga Kevin de Bruyne mencapai 77 juta euro, yang membuktikan uang tak selamanya menjadi jaminan dalam membawa gelar juara.

2. Yunani (Juara Piala Eropa 2004) 


Sebelum Piala Eropa 2004 dimulai, tak seorangpun yang memprediksi Yunani bakal menjadi juara, namun fakta berbicara lain, usai kemenangan meyakinkan di laga pembuka saat melawan tim tuan rumah Portugal, langkah Yunani tak terbendung lagi, tim kuat lain, Prancis dan Republik Ceko dibabat hingga Yunani lolos melaju ke final dan kembali berjumpa Portugal,
Angelos Charisteas menjadi pahlawan bagi tim Seribu Dewa di laga final berkat gol tunggalnya ke gawang Portugal sekaligus membawa tim Yunani meraih gelar internasional pertamanya, Juara Piala Eropa 2004, selain Charisteas, pemain lain yang berkontribusi besar bagi Yunani adalah midfielder Theodoros Zagorakis yang akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen tersebut.

3. HSC Montpellier (Juara Liga Prancis 2011-2012)


Media-media dunia menjuluki kesuksesan Montpellier menjuara Ligue 1 Prancis 2011-2012 sebagai sebuah dongeng dalam mimpi, tim antah berantah di Prancis seperti Montpellier justru bisa menjuarai kompetisi tertinggi di Prancis dengan menyingkirkan tim-tim langganan juara seperti Lyon, PSG, Marseille, Lille atau Bordeaux.
Sebelum turnamen berlangsung, Montpellier termasuk salah satu tim yang di ‘favoritkan’ bakal terdegradasi, namun mereka mampu memutar balikkan prediksi buruk tersebut, hanya dengan bermodal tiga pemain kunci, yaitu penyerang Olivier Giroud, winger Youness Belhanda serta kapten Mapou Yanga-Mbiwa, Montpellier tampil sangat konsisten dan bahkan bisa menjuarai kompetisi Ligue 1 serta memastikan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya.

4. Denmark (Juara Piala Eropa 1992)


Pada awalnya, Denmark sebenarnya gagal lolos ke putaran final Piala Eropa 1992, namun Denmark berhak mengikuti Piala Eropa 1992 dengan berstatus sebagai tim pengganti Yugoslavia yang dilarang ikut berpatisipasi karena adanya perang saudara.
Denmark hanya memiliki waktu dua minggu saja untuk mempersiapkan tim nasional mereka, namun di akhir kompetisi Denmark justru berhasil menjadi juara setelah mengalahkan tim kuat Jerman dengan skor 2-0, sontak tim Dynamite ini mengejutkan seluruh dunia karena Denmark yang gagal di babak kualifikasi justru berhasil menjadi juara di kompetisi yang sesungguhnya dengan persiapan yang super minim.

5. Kaiserslautern (Juara Liga Jerman 1997-1998)


Kaiserslautern datang sebagai tim promosi di musim 1997-1998, di partai pembuka, mereka harus meladeni juara bertahan Bayern Munchen di kandang Bayern (dulu olympia stadion), Kaiserslautern di pekan keempat sudah memuncaki klasemen Bundesliga 1,
Bintang Kaiserslautern saat itu diantaranya, Olaf Marschall yang jadi runner up-top skorer musim itu dibawah Ulf Kirsten, ada juga Ciriazo Sforza yang baru dibeli dari Inter Milan, ada juga pemain veteran Andreas Brehme, Otto Rehaggel menjadi pelatih yang juga sebagai pelatih Yunani di EURO 2004, Kaiserslautern juga menjadi klub awal calon bintang Jerman, Michael Ballack dan Miroslav Klose.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar